Pages

Tampilkan postingan dengan label Tuhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tuhan. Tampilkan semua postingan

Rabu, Februari 17, 2010

Iblis Menggugat Tuhan

Summary by:banyumusi
Kau bilang Adam berdosa gara-gara hasutanku? Kalau begitu, atas hasutan siapa aku melakukan dosa? Aku sebenarnya melakukan apa yang dia perintahkan, dan aku sepenuhnya patuh pada keinginan Allah. Mau bagaimana lagi? Tak ada ruang yang luput dari kuasanya. Aku bukanlah tuan bagi keinginanku sendiri.Aku menyembah Allah selama 700 ribu tahun!

Tak ada tempat tersisa di langit dan di Bumi dimana aku tak menyembah-Nya. Setiap hari aku berkata pada-Nya, Ya Allah, anak keturunan Adam menolak-Mu, namun Engkau tetap bermurah hati dan meninggikan mereka. Tapi aku, yang mencintai dan memuja-Mu dengna pemujaan yang benar, engkau buat menjadi hina dan buruk rupa.Lihatlah segala penderitaan dan kesengsaraan yang telah ditimpakan-Nya atas dunia ini. Lihatlah betapa monster itu melakukan semuanya hanya untuk menghibur diri! Jika ada yang terlihat murni, dibuat-Nya ternoda! Jika ada yang manis, Dia buat masam! Jika ada yang bernilai, dibuat-Nya jadi sampah! Dia tak lebih dari sekadar Badut dan Pesulap Murahan, Pembohong Gila! Dan Kegilaan-Nya masih terus membuatku lebih gila lagi!

The Madness of God menjadikan ketergelinciran Iblis dan dakwaannya kepada Tuhan karena telah menyesatkannya, sebagai landasan bagi pertanyaan-pertanyaan mengenai kehendak-bebas di hadapan kemahakuasaan Tuhan. Pertanyaan yang berulang kali diajukan adalah: Jika Tuhan Mahakuasa dan tiada sesuatupun yang dapat terjadi di luar kehendak-Nya, maka bagaimana mungkin makhluk disalahkan karena dosa-dosanya?

Seiring dengan bergulirnya cerita, pembaca akan tenggelam dalam keyakinan tentang keesaan, kemahakuasaan, dan keadilan Tuhan. Shawni meramu adikaryanya ini dengan gayanya yang amat unik dan khas. Novel ini terlepas dari judulnya yang provokatif, merupakan usaha Shawni dalam menyelaraskan keimanannya dengan akalnya.

Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur

Summary by:GUMILAR
Sebuah kisah yang konon katanya merupakan proyeksi dari sebuah kisah nyata perjalanan hidup seorang wanita sholehah yang akhirnya menjalani cerita hidup yang lain.
Cerita hidup yang dianggap begitu hina dan kotor oleh sebagian orang, yakni menjadi seorang pelacur.
Kiisahnya diawali dari cerita seorang Nidah Kirani yang begitu Sholeh dan taat dalam menjalankan ibadahnya. Dia wanita muda cantik berjilbab menginjak bangku kuliah S1.
ketaatannya pada agama membuat dia hampir melupakan masalah lahir /duniawi, kemudian timbul pemikiran dan semangat lain dalam dirinya. Semangat menegakkan Syariat agama.
Semangat itu akhirnya mendapat jalan ketika dia dengan rangkaian cerita akhirnya masuk sebuah organisasi (Yang katanya gerakan bawah tanah, yang notabene memperjuangkan berdirinya syariat Islam). Tetapi apa akhirnya yang didapat??
Kekecewaan, ya kekecewaan yang sangat ketika ternyata semuanya yang dipikirkan sebelumnya tidak sesuai dengan kenyataan. Organisasi yang dianggap akan membawa dia dalam kesyahidan ternyata hanya kepalsuan dan kebohongan (Menurutnya). Dan ketika dia ingin berontak dan mundur, dia mendapatkan tekanan yang luar biasa beratnya baik dari organisasi tersebut maupun dari dalam dirinya sendiri dan lingkungannya.
Akhirnya, dia merasa hidup tidak ditolong tuhan, dan bertambahlah kekecewaanya.
Kekecewaan membuat dia jadi begitu bimbang(Kata orang), tapi semakin jujur, jujur akan kemunafikan, ketika semua realita terungkapkan, ketika kejujuran yang bersembunyi dibalik kedok agama terbuka sudah kebejatannya dalam nafsu syahwat yang ditawarkan seorang Nidah Kirani.
Uh....Begitu Kerasnya dunia, begitu biasanya kemunafikan, tapi bagi dia itulah kehidupan, yang kini dijalaninya sebagai seorang pelacur (Kata orang).

Tuhan sang Penggoda

Summary by:imanasri
Ada hari-hari di mana tak semua harapanmu terpenuhi. Ada hari-hari di mana kebahagiaan seolah hanya ditakdirkan untuk orang lain, bukan untukmu. Ada hari-hari di mana keburukan seperti mengumpul dan menjadi palu godam yang menghantam nasibmu. Ada hari-hari di mana saat begitu dibutuhkan, teman-teman terdekat menjadi yang paling jauh. Ada hari-hari di mana engkau merasa telah melakukan segalanya sebaik-baiknya, mengikuti dengan hati-hati semua jalan Tuhan, tapi yang engkau terima adalah duka cita.

Itulah lontaran M. Arief Budiman dalam buku Tuhan sang Penggoda (Galang Press Jogja, 2009). Menurut dia, secara manusiawi wajar bila kita berteriak-teriak histeris, memaki-maki, dan mempertanyakan keadilan kepada Tuhan. Tapi, bila kita memilih menerima dengan besar hati dan rasa syukur atas semua ''keburukan'' yang terjadi, maka, ''akan kau temukan di akhir hari bahwa sebenarnya Tuhan hanya menggoda